Friday, October 20, 2017

TERKADANG EKSPEKTASI BERBANDING TERBALIK DENGAN REALITA



Terkadang apa yang kita bayangkan tidak selalu menjadi kenyataan, kita selalu berfikir bagaimana enaknya dulu, lalu susahnya belakangan. Terkadang kita juga berfikir orang lain yang kita lihat selalu bahagia, padahal belum tentu (bisa saja di depan temannya mereka bahagia, tapi di belakang temannya dia menangis sambil salto ke belakang). Terkadang kita membayangkan menjadi orang lain lebih menyenangkan, dibanding menjadi diri sendiri, padahal siapa tau saja orang yang kita bayangkan adalah pecandu narkoba. Terkadang juga kita membayangkan pekerjaan yang dilakukan orang lain lebih menyenangkan, dibandingkan pekerjaan yang kita lakukan, padahal bisa saja orang yang kita bayangkan di tempat kerjanya dia harus bekerja sambil berdiri menggunakan tangan selama 12 jam (ternyata dia pemain sirkus).

Dalam hal melakukan sesuatu terkadang kita juga terlalu berekspektasi tinggi, sampai pada akhirnya apa yang kita lakukan gagal, baru kita menyadari semua tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Itu mungkin karena kita selalu berfikir apa yang akan kita lakukan sangat mudah, padahal susah. Tapi ada baiknya juga seperti itu, karena ketika kita gagal itu bisa menjadi pengalaman dan pembelajaran supaya kita tidak gagal di kemudian hari (tapi kalau masih gagal lagi, sebaiknya mandi kembang 7 rupa dicampur dengan oli samping 2 sendok teh).

Jangan pernah membayangkan nasib orang lain lebih baik dari kita, cukup bersyukur dengan apa yang kita miliki. Karena kita juga tidak tau bagaimana kehidupan yang dilalui orang lain, bisa saja ternyata hidup kita lebih baik daripada orang yang kita bayangkan. Jangan pernah menaruh harapan terlalu tinggi pada sesuatu hal yang kita sendiri belum tau hasilnya akan seperti apa, lebih baik kalau kita berusaha melakukan yang terbaik kepada apapun yang kita lakukan. Intinya tetap bersyukur, karena kalau kita tidak bersyukur dengan apapun yang kita miliki, itu akan terasa tidak berarti dibanding orang lain.

"Ekspektasi adalah akar dari segala sakit kepala" -Shakespeare

Thursday, October 5, 2017

BERSEMBUNYI DI BALIK AKUN PALSU



Sering kita melihat akun palsu bertebaran di media sosial seperti, facebook, twitter, instagram, youtube, dan lain-lain. Mereka yang menggunakan akun palsu rata-rata sering menyebarkan informasi, dari informasi yang bermanfaat, sampai informasi yang sesat (alias HOAX). Ada juga yang memang membuat akun palsu atau anonim hanya untuk bersenang-senang (mungkin supaya lebih terlihat millenial).

Inilah contoh beberapa motif orang menggunakan akun palsu di media sosial.

Menyebarkan Hoax

Biasanya orang yang menyebarkan berita palsu atau Hoax tidak pernah menggunakan akun asli, kecuali dia orang yang memiliki gangguan kejiwaan. Karena orang yang dengan sadar menyebarkan Hoax adalah orang yang tidak bertanggung jawab, makanya menggunakan akun palsu. Alasannya sudah jelas mereka takut diciduk, tapi akun palsu tidak berpengaruh bagi cyber crime, karena tekhnologi mereka sudah sangat canggih. Maka dari itu kalian yang suka menyebarkan Hoax dengan akun palsu, Waspadalah.. Waspadalah.

Terobsesi Menjadi Seleb Di Medsos

Orang yang terobsesi menjadi seleb di medsos tapi tidak kesampaian, biasanya membuat akun anonim dengan nama yang unik, supaya mudah diingat. Karena terlalu terobsesi maka tidak jarang mereka mencari sensasi, dari yang membuat gaduh di medsos, sampai ada juga yang membuat drama perselingkuhan (intinya supaya mereka cepat terkenal). Ada juga cara instan supaya terkenal tanpa membuat drama, minta saja dipromosikan seleb medsos lain (jangan lupa untuk membelikan gorengan, kalau sudah dipromosikan).

Meneror Orang Lain

Motif yang memang benar-benar terkesan pshyco, niat sekali membuat akun palsu hanya untuk meneror orang lain. Ada beberapa motif dibalik teror dengan akun palsu ini, diantara lain mungkin karena pacarnya direbut, sirik, punya dendam terselubung, atau mungkin juga passion (agak aneh memang).

Supaya Lebih Percaya Diri

Biasanya orang suka tidak percaya dengan dirinya sendiri padahal hanya di medsos, maka dari itu akun palsu adalah jawabannya. Mereka memodifikasi akun medsosnya seperti apa yang mereka inginkan, karena kalau menggunakan akun asli mungkin mereka takut jati dirinya terungkap (mungkin mereka suka aneh-aneh di medsos). Atau mungkin juga supaya lebih percaya diri untuk Menyebarkan Hoax, Terobsesi Menjadi Seleb Di Medsos, dan Meneror Orang Lain.

Diantara penggunaan akun palsu atau anonim di atas, apakah kalian satu diantaranya ?
Kalau iya, coba sekali-kali berkonsultasilah dengan tukang tambal ban terdekat.