Friday, January 5, 2018

MERASA PALING BENAR ADALAH KESALAHAN



Kebodohan masyarakat zaman sekarang. Merasa paling benar, mau mengomentari tapi tidak mau dikomentari, merasa punya kebebasan sampai-sampai merugikan orang lain, siang makan nasi kalau malam minum susu.
Silahkan kalian lakukan apa saja yang kalian suka, asal jangan merugikan orang lain. Silahkan kalian berkomentar apa saja yang kalian mau, tapi jangan pernah merasa sebagai yang paling benar. Kalau kalian merasa kebenaran hanya milik kalian, apa bedanya kalian dengan orang yang tidak pernah merasa salah ?

Jadi teringat apa kata Pidi Baiq, "Kalau kalian benar, jangan merasa paling benar. Begitupun kalau salah, jangan merasa paling salah". Kalau kalian merasa paling benar, nanti suatu saat kalau kalian salah, pasti disalahkan lebih dari biasanya. Tapi kalau kalian tidak pernah merasa paling benar, nanti kalau kalian salah, orang-orang akan memaklumi, "Ah, namanya manusia pasti pernah salah". (Ujar mang Asep, ketua komunitas sepeda goyang di daerah sekitarnya).

Ada seorang teman, sebut saja namanya Rudi (nama sebenarnya). Rudi sering menyindir orang lain, padahal hidupnya tidak pernah lepas dari yang namanya masalah.
Pernah suatu hari dia melihat ada pasangan remaja yang sedang bergandengan tangan. "Mentang-mentang pacaran, kemana-mana gandengan tangan". Kata Rudi, yang sudah menjomblo dari semenjak dia lahir.
Pernah juga suatu hari ada seorang tetangganya yang baru saja membeli sebuah mobil. "Ah, paling nyicil" Kata Rudi, sambil mendorong motornya yang sedang mogok.
Pernah juga waktu itu pada saat di warung kopi, ada banyak temannya yang baru diterima kerja. "Dapet kerja juga karena orang dalem, buat apa ?" Kata Rudi yang sedang meminum ampas kopi, sambil mencari-cari lowongan pekerjaan.

Dari cerita seorang Rudi atau yang dikenal juga sebagai "Rude Boy" (nama samaran). Kita bisa mengambil pelajaran, bahwa masih ada saja orang yang selalu merasa dirinya lebih baik dari orang lain, tapi tidak pernah mau melihat kekurangannya sendiri.
Di dunia nyata, atau di media sosial. Banyak sekali orang yang sering menyindir, menghujat, ataupun membully orang lain. Seakan-akan mereka tidak punya kesalahan, seakan-seakan mereka yang paling benar, seakan-akan mereka adalah tuhan di dunia yang baru (mungkin suatu saat mereka akan tahu rasanya disindir, dihujat, ataupun dibully. Kalo mereka sendiri yang jadi korbannya).
Mulai dari sekarang alangkah baiknya kalau kita melihat apa kekurangan kita, dibanding melihat kekurangan orang lain. Karena disaat kita sibuk mengoreksi kekurangan orang lain, secara tidak langsung kita sedang mengabaikan diri kita sendiri.