Tuesday, August 21, 2018

BERSEMBUNYI DI BALIK KATA KRITIK



Zaman sekarang sepertinya sudah tidak ada bedanya antara kritik dan menghina, kalaupun ada itu pasti hanya sedikit. Contoh kasus, ada orang yang mengomentari sebuah film dengan kata-kata makian, tapi dengan enteng menganggap kalau itu adalah kritik. Katanya kalau sudah beli tiket jadi boleh mengatakan apa saja, termasuk mencaci. Katanya tidak perlu bisa membuat film untuk mengkritik. Ada lagi orang yang mencaci maki publik figure dengan alasan 'mengkritik untuk membangun' tapi malah jadi seperti 'menghujat untuk menjatuhkan'. Ada juga yang mencaci maki atlit yang sudah berusaha mengharumkan nama bangsa, dengan alasan permainan atlit itu jelek. Dan katanya tidak perlu bisa berolahraga untuk bisa mengkritik.
Setuju! kalau mau mengkritik tidak perlu bisa melakukan apapun, tapi kalau dari awal niatnya sudah ingin mencaci apakah masih bisa disebut mengkritik? (ya.. begitulah jadinya kalau ongol-ongol dikasih nyawa).

Bersembunyi di balik kata kritik, dengan mudahnya melontarkan kalimat-kalimat hujatan kepada orang lain. Kalo memang niatnya kritik, kenapa tidak dilakukan dengan kata-kata yang baik, bukan dengan kata-kata makian. Hanya karena ingin mengutarakan kata hati, bukan berarti boleh berkata seenaknya. Bukan begitu, wahai Netijen yang beriman?
Zaman sekarang memang susah membedakan yang mana kritik, dan yang mana menghina. Karena kita tidak bisa membaca isi hati orang lain. Mereka yang memang berniat untuk menghina, dengan mudah berkamuflase di balik kata kritik. Begitu pun sebaliknya, mereka yang berniat mengkritik sering dianggap menghina.

Media sosial memang memberikan keuntungan bagi para penghujat untuk mencaci maki orang lain. Tinggal membuat akun dengan identitas palsu maka jati dirinya tidak diketahui. Lalu tinggal mencari akun media sosial orang yang ingin dihujat (tentunya dengan dalih untuk mengkritik). Mereka yang menghujat di dunia maya pasti di dunia nyata tidak berani menghujat, karena di media sosial saja beraninya pakai akun palsu.

Kalau tidak perlu harus bisa melakukan apapun untuk bisa mengkritik, maka untuk bisa menghujat tidak perlu harus bisa mengkritik.
Kalau begitu akhir kata.... NETIZEN BANGSATTT !!!

sumber foto : google

No comments:

Post a Comment